Kamu nggak harus bereaksi secara cepat. Ketimbang reaktif, cobalah menjadi sosok yang responsif dalam menghadapi kritikan. Daripada memberikan reaksi yang melawan atau mengabaikan, coba ungkapkan kata-kata yang minim dampak negatif untukmu maupun untuk si pemberi kritik.
“Itu sudut pandang yang menarik.”
“Aku nggak pernah berpikir seperti itu.”
Dua kalimat itu cuma contoh kecil aja. Kamu bisa menggunakan kalimat lain untuk meminimalisir ketidaknyamanan emosional akibat mendengar kritikan. Pun, dengan melontarkan komentar seperti itu, kamu juga punya waktu mencerna kritikannya dan memilih respons paling tepat. Selain itu, kamu bisa menarik napas dalam-dalam supaya makin tenang.
2. Kendalikan diri agar tidak terbawa emosi dengan meminta klarifikasi
Saat mendengar kritikan, kamu rentan terbawa emosi yang kemungkinan bisa memunculkan sikap berlebihan. Bahkan, tak sedikit orang yang biasanya bertindak irasional gara-gara mendengar kritikan. Apalagi, bila kritikan itu berlawanan dengan pandangan pribadinya
Setelah mendengarkan plus merespons dengan kalimat yang minim memicu konflik, mintalah klarifikasi. Bersikap objektif menjadi kunci agar kamu dan pemberi kritik tidak saling tuduh dan salah paham.
Tanyakan dan minta kejelasan atas perkataannya untuk mempersempit poin utama dalam kritikan. Kamu bisa ajukan pertanyaan seperti ini, “Bisakah kamu menunjukkan bagian mana saja yang keliru dan perlu diperbaiki?”
3. Rangkum dan ulangi semua kritikan yang diutarakan orang lain.
Mendiskusikan fakta kritikan yang dilontarkan orang lain untuk menilai sejauh mana kritikan itu relevan, bisa menjadi sarana introspeksi agar tidak overthinking.
Selain mendengarkan, pastikan kamu juga mengingat poin-poin utama dalam kritikan. Ulangi lagi dan diskusikan dengannya agar kalian bisa memilah mana yang fakta dan dugaan semata. Utarakan dengan sopan dan bangun obrolan yang nyaman, sehingga kalian punya kendali untuk menjauhkan diskusi yang cuma membahas keluhan saja.
Mengutip Psychology Today, cobalah melihat sudut pandang yang lain, sehingga kamu nggak berkutat dengan sudut pandangmu sendiri. Jalin komunikasi yang asertif dengan si pemberi kritik untuk bertukar sudut pandang.
4. Bila kritikannya adalah fakta, jadikan sebagai jalan menuju perbaikan diri
Kritikan memang kadang menyakitkan, tapi bisa dilihat sebagai sesuatu yang konstruktif.
Jika kritikan yang disampaikan memang fakta, akui kebenarannya. Hindari bersikap denial (menolak) demi gengsi atau ego sendiri. Sadari bahwa kamu pun bisa berbuat salah dan punya kekurangan. Nggak apa-apa kok, kamu tidak harus menjadi orang yang sempurna.
Meski kritikan itu menyakitkan, cobalah berbesar hati untuk menerimanya. Jadikan kritikan sebagai jalan untuk berbenah diri dengan cara mengembangkan keterampilan atau mengubah perilaku buruk.
Dengan cara ini, kamu bisa mengubah kritikan menjadi sesuatu yang konstruktif untuk pertumbuhan diri. Hindari berlarut-larut pada kritikan sampai menilai diri sendiri sangat buruk. Walaupun menerimanya, kamu juga harus tahu caranya berbaik hati pada diri sendiri.