Kaltenghits.com – Pemerintah berencana menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan Pertalite. Saat ini, proses transisi telah berlangsung, terutama untuk premium.
Penghapusan BBM jenis Premium (RON 88) akan dilakukan tahun depan. Setelah Premium, BBM jenis Pertalite (RON 90) pun ke depannya juga ikut dihapus.
Masalah lingkungan menjadi alasan untuk menghapus BBM RON 88 dan 90 tersebut. Pemerintah menyatakan serius untuk berupaya memperbaiki kondisi lingkungan dengan mendorong penggunaan BBM yang ramah lingkungan.
Selanjutnya, masyarakat akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan kebijakan adalah untuk memperbaiki kualitas bahan bakar dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Indonesia sekarang masih termasuk empat negara di dunia yang masih menggunakan Premium.
“Nah ke depannya memang kita harus menuju energi yang lebih bersih dan kita tertinggal dengan Vietnam. Kita masih (standar) Euro 2, Vietnam sudah Euro 4 dan akan masuk ke Euro 5. Juga (dibandingkan) negara-negara Asean tetangga kita, kita ketinggalan,” jelas Arifin beberapa waktu lalu, dikutip Sabtu (25/12/2021).
Senada dengan Arifin, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Soerjaningsih mengatakan tahapan pertama Premium akan digantikan oleh Pertalite karena Indonesia mulai memasuki masa transisi di mana BBM RON 90 akan menjadi bahan bakar antara menuju BBM yang ramah lingkungan.
“Kita memasuki masa transisi di mana Premium (RON 88) akan digantikan dengan Pertalite (RON 90), sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan,” katanya.
Soerja menjelaskan bahwa saat ini hanya ada 7 negara yang masih menggunakan Premium RON 88. Volume yang digunakan pun sangat kecil. Kesadaran masyarakat menggunakan BBM dengan kualitas yang lebih baik menjadi salah satu penyebabnya.
Dia menjelaskan lebih lanjut bahwa pemerintah sedang menyusun peta jalan (roadmap) BBM ramah lingkungan, di mana nantinya Pertalite juga akan digantikan dengan BBM yang kualitasnya lebih baik.
“Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax,” katanya.
Perubahan dari Premium ke Pertalite diperkirakan akan mampu menurunkan kadar emisi CO2 sebesar 14%, untuk selanjutnya dengan perubahan ke Pertamax akan menurunkan kembali emisi CO2 sebesar 27%.