Kaltenghits.com
Viral

8 Fakta Dibalik Kasus Bunuh Diri Novia Widyasari Rahayu

novia widiasari rahayu
Novia Widiasari Rahayu yang ditemukan meninggal di samping pusara ayahnya. (Ist)

Kaltenghits.com – Kematian Novia Widyasari Rahayu, mahasiswi semester 10 jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya (Unibraw), menyita perhatian khalayak luas. Kasus ini pun viral di media sosial.

Gadis 23 tahun itu ditemukan meninggal dunia, diduga bunuh diri dengan cara menenggak cairan Sianida di samping pusara ayahnya di TPU Dusun Sugihan, Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (2/12/2021).

Di media sosial, tagar #JusticeForNoviaWidya bergema. Publik ingin agar Bripda Randy Bagus yang merupakan pacar korban, dihukum seberat-beratnya atas apa yang diduga telah dilakukannya terhadap Novia: menghamili dan memaksa Novia mengaborsi kandungan.

Novia-Widyasari-Rahayu

Belakangan memang terungkap, Novia nekat mengakhiri hidupnya karena beban berat yang membuatnya depresi. Ia diduga sudah berulang kali mencoba melakukan tindakan bunuh diri, sebelum hal itu benar-benar terjadi pada Kamis lalu.

Namun, apa yang terjadi pada gadis asal Mojokerto itu belakang diduga bukanlah perkara bunuh diri semata. Ada beban yang sangat berat yang menimpanya, yakni lelaku patriarkis yang diduga dilakukan oleh orang-orang yang semestinya mendukungnya.

Patriarki adalah cara pandang atau atmosfer di mana segala urusan di dunia berkiblat pada kepentingan laki-laki.

Berikut sejumlah fakta yang terjadi di balik kematian Novia Widiasari Rahayu:

1. Depresi Usai Ayah Meninggal

Melansir dari Indozone, kepada Kapolres Mojokerto, ibu kandung Novia, Fauzun Safaroh sempat menyampaikan bahwa Novia bunuh diri karena depresi sejak ayahnya meninggal dunia tiga bulan lalu. Keluarganya juga menyebut bahwa Novia depresi karena kuliahnya tak kunjung selesai meski sudah semester 10.

“Pernah kami periksakan ke rumah sakit jiwa untuk mengurangi depresinya tersebut sehingga secara rutin minum obat. Karena depresi yang memuncak tersebutlah pada akhirnya anak kami tanpa sepengetahuan kami memutuskan untuk mengakhiri hidup (bunuh diri) dengan cara meminum bahan kimia yang berbahaya yang mana sebelumnya sudah pernah beberapa kali percobaan bunuh diri dilakukan namun ketahuan oleh saya selaku ibu kandung,” tulis Safaroh pada tanggal 2 Desember 2021, diketahui oleh Kepala Desa Japan, H Salam udin.

Berita Terkait

Ini Aturan Jam Kerja ASN pada Bulan Ramadan

admin

5 Sungai Paling Berbahaya di Dunia dengan Buaya Terbanyak

admin

Waduh! 4 Ribu Dosis Vaksin Covid-19 di Wilayah DAS Barito Kedaluwarsa

admin