Pendapat senada disampaikan oleh dr Wisnu Setyawan, SpOG(K), dari Morula IVF Tangerang. Menurutnya, belatung hanya hidup di jaringan yang mati, bukan jaringan yang masih sehat.
“Kemungkinan buatan,” tegasnya.
dr Wisnu menjelaskan kemungkinan kasus hewan di vagina memang bisa saja disebabkan oleh cacing kremi. Namun ini adalah hewan sejenis parasit yang berbeda dari belatung.
Kalaupun ada organisme hidup di vagina, dr Wisnu menjelaskan cacing kremi lebih mungkin ada di tempat itu. Parasit ini hidup di saluran pencernaan, dan saat dewasa bisa keluar melalui anus. Terkadang, dalam prosesnya ada yang berpindah masuk vagina.
“Namanya oxyuris vermicularis. Tapi ini jarang, biasanya pada yang hygiene-nya kurang bagus,” terang dr Wisnu.
Saran psikolog
Terkait dengan respons warganet yang mengaku ketakutan dengan video viral tersebut, psikolog klinis Veronica Adesla menyarankan untuk menggunakan akal sehat. Tanpa ada kejelasan ilmiah, maka video tersebut tidak ubahnya seperti film horor, yang sengaja dibuat atau direkayasa. Karenanya, tidak ada yang perlu ditakutkan.
Tidak kalah penting, Vero yang juga Co-Founder Ohana Space mengingatkan untuk tidak ikut-ikutan men-share atau membagikan video yang tidak jelas kebenarannya tersebut. Kepo boleh, tetapi sebaiknya berhenti di tangan masing-masing.
“Apa pentingnya melihat (video) itu? Itu pertanyaan pertama. Apa faedahnya melihat itu? Misalnya ternyata cuma membuat tidak nyaman begitu setelah dibahas, kemungkinannya juga nggak mungkin (di dunia nyata), begitu dibuat-buat. Cuma membuat orang yang posting semakin dapat sorotan. Ngapain berkontribusi untuk hal seperti itu? Kontribusinya menjadi negatif kalau seperti itu,” jelas Veronica.
Dengan adanya penjelasan ilmiah dari dokter bahwa belatung dalam vagina tersebut mustahil, Veronica mengingatkan warganet untuk tidak ketakutan berlarut-larut sebab adegan rekayasa dalam video tersebut tak mungkin betulan terjadi di dunia nyata.