TAMIANG LAYANG, kaltenghits.com – Warga Kabupaten Barito Timur diresahkan dengan kasus matinya belasan ekor anjing peliharaan. Diduga kematian anjing-anjing itu akibat virus menular Canine Parvovirus.
Canine parvovirus atau juga disebut Virus Parvo adalah penyakit akibat virus sangat menular yang bisa menyebabkan gastroenteritis parah dan sering kali komplikasi pendarahan. Penyakit ini bisa berakibat fatal dan pernah memengaruhi populasi anak anjing di Inggris.
Tamiati (62) warga Komplek Perumahan Pondok Karet Blok C Kelurahan Tamiang Layang Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, mengaku cemas lantaran banyak anjingnya mati.
“Anak anjing saya mati delapan ekor pekan kemarin,” kata Tamiati, dilansir Antara Kalteng, Minggu (26/12/2021).
Menurutnya, dugaan itu muncul saat melihat anak anjing yang sudah berusia dua bulan itu mati di teras depan rumah dengan kondisi mengalami diare bercampur darah segar dalam jumlah besar, seperti halnya berita-berita tentang canine parvovirus.
Dijelaskan Tamiati, awalnya dirinya tidak ada menaruh curiga atau menduga bahwa anak anjing akan mati karena dalam kondisi sehat dan gemuk. Saat malam hari terdengar suara anak anjing menggonggong seperti kesakitan.
“Saya lihat seperti tidak terjadi apa-apa dan pada pagi hari saya melihat ada bekas muntahan dan poop (kotoran) anjing bercampur darah segar berhamburan dan ada beberapa anak anjing mati,” kata Tamiati.
Hal tersebut, kata dia, berulang pada malam harinya. Dan kembali melihat anak anjingnya sudah dalam kondisi mati semuanya pada besok hari. Delapan anak anjing yang mati itu sudah dikubur di dekat rumah.
“Anjing tetangga juga ada yang mati dalam kondisi serupa,” kata Tamiati lagi.
Dia menjelaskan, beriringan dengan anak anjingnya yang mati itu, diketahui ada dua anjing milik tetangganya juga mati dengan kondisi serupa.
“Tetangga saya ada punya empat ekor anjing. Dua mati dalam kondisi serupa dan dua anjing selamat karena diberikan kuning telur dan dicampur ramuan herbal,” kata Tamiati.
Menurutnya, saat ini warga setempat sedang membicarakan dugaan canine parvovirus yang menyerang anak anjing di Komplek Perumahan Pondok Karet Jalan Pramuka, Kelurahan Tamiang Layang.
Sementara itu, Bidang Peternakan pada Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Barito Timur belum bisa dikonfirmasi karena belum ada jawaban saat dihubungi melalui telepon genggam.
Virus parvo, disebut juga Canine parvovirus (CPV) adalah salah satu virus paling serius yang bisa menyerang anjing. Virus ini ditemukan pada tahun 1967 dan dengan cepat menjadi ancaman serius bagi kesehatan anjing. Hal ini karena virus ini sulit untuk dibunuh, dapat hidup lama di lingkungan, dan dilepaskan dalam jumlah besar oleh anjing yang terinfeksi.
Pada kucing, infeksi parvovirus dikenal dengan nama feline panleukopenia, yang disebabkan oleh Feline parvovirus (FPV). Virus tersebut terkait erat dengan canine parvovirus, yang biasa menyerang anjing. Saat menginfeksi, virus tersebut hanya akan menyerang sel mitosis atau yang aktif membelah, terutama sel-sel di saluran usus, sumsum tulang, dan kulit, serta menyebabkan kondisi anemia.
Gejala Infeksi Canine parvovirus
Infeksi virus parvo pada anjing sangat berbahaya, karena menyerang sel yang membelah dengan cepat di sumsum tulang dan usus. Setelah sumsum tulang terpengaruh, jumlah sel darah putih hewan turun, risiko infeksi meningkat, dan sistem kekebalan mulai menurun.
Ketika sel-sel usus terpengaruh, lapisan usus menjadi rusak dan tubuh tidak dapat lagi menyerap nutrisi atau mencerna makanan dengan baik. Akibatnya adalah mual, muntah, dehidrasi, dan diare parah. Virus parvo biasanya menyebabkan diare yang berdarah dengan bau yang jauh lebih buruk daripada kotoran normal anjing.
Saat penyakit tersebut menyerang tubuh, anjing menjadi sangat lemah dan dehidrasi. Selain itu, anjing juga dapat mengalami sepsis, yaitu infeksi pada darah yang dapat terjadi ketika dinding usus tidak dapat bertindak sebagai penghalang terhadap bakteri.
Infeksi virus parvo menyerang kucing juga dapat memunculkan gejala, seperti:
- Muntah
- Diare/diare berdarah.
- Dehidrasi
- Penurunan berat badan.
- Demam tinggi.
- Anemia (karena penurunan sel darah merah).
- Bulu kasar.
- Depresi
- Kehilangan selera makan.
- Gejala neurologis, misal kurangnya koordinasi
Cara Penularan Canine parvovirus
Canine parvovirus atau Virus parvo paling sering menyerang anak anjing, tetapi anjing dewasa juga dapat tertular penyakit ini jika tidak divaksinasi. Seekor anjing yang sistem kekebalannya terganggu (karena kondisi medis lain) juga berisiko mengalami infeksi CPV.
Seekor anjing dapat terinfeksi virus parvo setelah bersentuhan, mencium, atau memakan dengan partikel mikroskopis virus dari kotoran anjing yang terkontaminasi. Virus memasuki sistem tubuh anjing melalui mulut atau hidung. Kemudian, dibutuhkan sekitar tiga hingga tujuh hari hingga penyakit menjadi aktif di dalam tubuh.
Dalam beberapa hari, virus akan ditemukan di kotoran anjing yang sakit. Pada titik inilah hal itu dapat memengaruhi anjing lain. Gejala umumnya tidak muncul lagi selama beberapa hari. Virus terus berada di kotoran selama anjing sakit dan beberapa minggu setelah sembuh.
Partikel virus parvo juga dapat hidup di tanah atau lingkungan luar ruangan lainnya selama lima hingga tujuh bulan dan bahkan lebih lama di iklim dingin, karena virus dapat bertahan pada suhu beku. Jika partikel tersebut mengenai kaki atau bulu anjing dan kemudian tertelan, anjing tersebut dapat terinfeksi.