Terungkap dari Kecurigaan Warga
Kapolres juga menjelasan, terungkapnya terduga pelaku pembuangan bayi tersebut berawal dari kecurigaan warga yang mengetahui adanya seorang perempuan hamil tinggal di kamar kos tidak jauh dari lokasi penemuan bayi.
Namun setelah kejadian, perut perempuan tersebut terlihat sudah mengempis. Namun tidak ada kabar atau mendengar wanita itu melahirkan.
Atas informasi itu, polisi kemudian melakukan penyelidikan dan mendatangi wanita dimaksud. Hingga akhirnya dilakukan penangkapan dan pemeriksaan di Polsek Baamang.
Sebelumnya, sesaat sebelum melahirkan terduga pelaku ternyata sempat ingin memeriksakan kandungan di tempat bidan praktik dan Puskemas Baamang II.
“Pada Sabtu 11 Desember 2021, perempuan tersebut datang ke bidan. Namun karena tidak membawa buku KMS, sehingga disarankan ke Puskesmas Baamang II,” ujar kapolres.
Saat di puskesmas tersebut, pelaku sempat bertemu dokter dan bertanya terkait buku Kartu Menuju Sehat atau KMS. Namun pelaku tidak dapat menunjukan dan beralasan buku KMS tertinggal di rumahnya. Pihak puskesmas pun memintanya untuk mengambil.
Namun perempuan tersebut tidak kembali lagi, karena memang tidak punya buku KMS. Saat hendak pulang ke kamar kosnya, wanita itu mengalami sakit perut.
Pelaku kemudian berhenti di lokasi penemuan bayi dan akhirnya melahirkan di tempat tersebut. Saat melahirkan, tidak ada satu orangpun yang membantu. “Setelah bayinya lahir, perempuan tersebut langsung meninggalkannya,” terang Jakin.
Tangan Bayi Patah
Kasus penemuan bayi ini sempat viral dan menghebohkan masyarakat Kota Sampit. Bayi malang tersebut ditemukan Minggu (12/12/2021) sekitar pukul 14.00 WIB, oleh tiga orang warga yang sedang membersihkan kebun di sekitar lokasi.
Saat ditemukan, bayi malang berjenis kelamin perempuan diketahui mengalami patah tangan kirinya. Hal itu setelah dilakukan pemeriksaan di RSUD dr Murdjani Sampit.
“Dari hasil rontgen dokter di RSUD dr Murjani Sampit, tangan kiri bayi tersebut patah,” ujar Kapolsek Baamang, AKP Ratno.
Saat ditemukan, bayi yang dalam keadaan telanjang tanpa terbungkus sehelai benang pun. Sementara tali pusar serta ari-arinya pun masih menempel atau belum dipotong.
“Kondisi bayi tersebut juga alami merah-merah di beberapa bagian tubuhnya, karena dikerubungi semut dan serangga,” beber Ratno.
Karena kondisinya yang cukup parah, bayi dengan berat 2,4 kilogram dan panjang 45 cm tersebut akhirnya dirujuk ke Palangka Raya, guna diberikan perawatan terkait patah tangan kiri bagian atasnya. “Karena di RSUD dr Murjani, belum ada dokter yang menanganinya,” kata Wakil Direktur RSUD dr Murjani Sampit dr Akhya Ridzkie, Senin (13/12/2021).