Dari artikel berita dan posting blog hingga email dan tweet, jika ada typo sekecil apapun, bisa menjadi sebuah masalah besar. Typo adalah salah satu kesalahan yang paling sering dikomentari banyak orang. Bahkan tak jarang, gegara typo, sebuah tulisan menjadi viral di media sosial.
Meski bisa menimbulkan salah paham, typo adalah kesalahan yang bisa dihindari. Belajar menghindari typo adalah salah satu cara menulis yang baik dan benar.
Bagaimana typo terjadi?
Sangat sering seseorang melakukan kesalahan ketik pada kata-kata umum yang digunakan sepanjang waktu. Beberapa kesalahan ketik terjadi selama proses pengeditan teks. Typo terjadi bisa karena kesengajaan.
Kesalahan tata bahasa tidak berarti penulis tidak tahu tentang apa yang ia tulis. Melansir Blog Hubspot, otak terhubung dengan cara yang membuat semua rentan terhadap kesalahan tata bahasa.
Faktanya, beberapa kesalahan tata bahasa yang paling umum tidak terjadi karena penulisnya ceroboh; itu terjadi karena penulis berfokus pada tulisan mereka pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada urutan huruf dalam sebuah kata.
Typo adalah kesalahan yang bisa muncul karena kebiasaan otak memproses bahasa. Dalam sebuah penelitian yang diuraikan dalam How the Brain Learns to Read karya David A. Sousa menunjukkan, kata-kata tertentu secara fisik lebih dekat satu sama lain di antara neuron di otak, dan kata-kata terkait mungkin disimpan bersama di daerah otak tertentu. Ini bisa menyebabkan kesalahan penulisan.
Tom Stafford, seorang psikolog kognitif di University of Sheffield yang mempelajari suntingan Wikipedia untuk melihat apa yang mereka ungkapkan tentang bagaimana otak memproses bahasa.
“Ketika Anda pertama kali mulai mengetik, Anda tidak memiliki kebiasaan apa pun. Dan kemudian saat Anda menjadi lancar, keterampilan itu didasarkan pada kumpulan rutinitas yang tidak perlu Anda pikirkan.” ujar Stafford dalam pernyataannya di The Washington Post.