Kaltenghits.com – Malas gerak adalah kebiasaan yang perlu diubah. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, kebiasaan malas bergerak alias gaya hidup sedenter merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia.
Gaya hidup yang tidak aktif telah banyak dihubungkan dengan sejumlah masalah kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes, serta penyakit lainya yang bisa berisiko kematian.
Bahkan, angka kematian akibat kebiasaan malas gerak ini jumlahnya dua kali lebih banyak dari kematian karena obesitas.
Kebiasaan malas gerak alias gaya hidup sedenter adalah pola perilaku manusia yang minim aktivitas atau gerakan fisik. Jika dalam sehari Anda menghabiskan sedikitnya 6 jam dengan duduk, Anda bisa dikatakan memiliki gaya hidup sedenter (sedentary).
Organisasi 10.000 Steps Australia juga menyebutkan bahwa orang-orang yang berjalan kaki kurang dari 5.000 langkah per hari tergolong sedenter. Untuk bisa disebut aktif, Anda harus membiasakan diri berjalan kaki 7.500 langkah per hari atau lebih.
Di Indonesia sendiri, hasil Riset Kesehatan Dasar menunjukkan masyarakat yang kurang beraktivitas fisik meningkat jumlahnya.
Pada 2013 terdapat 26,1% dari keseluruhan masyarakat yang menjalani gaya hidup sedentari. Jumlahnya melonjak menjadi 33,5% di tahun 2018.
Apabila gaya hidup sedenter diikuti pola makan yang tidak seimbang, serta kebiasaan tidak sehat seperti merokok atau mengonsumsi alkohol, maka risiko mengalami lebih banyak masalah kesehatan akan semakin meningkat.
Masalah kesehatan akibat malas gerak
Dampak dari malas gerak akan mulai terasa bertahun-tahun setelah Anda terbiasa menjalani rutinitas tersebut. Duduk seharian dan kurang bergerak berdampak secara langsung terhadap kesehatan Anda.
Jika Anda terlalu sering bermalas-malasan, tubuh akan membakar kalori yang lebih sedikit. Kekuatan dan daya tahan otot juga mungkin akan berkurang karena jarang digunakan.
Selain itu, hal ini juga berdampak pada penurunan kemampuan metabolisme dan ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.
Berikut berbagai masalah kesehatan dan penyakit yang bisa timbul akibat minimnya aktivitas fisik.
1. Resistensi insulin
Menghabiskan sebagian besar waktu dengan duduk bisa meningkatkan risiko resistensi insulin, yaitu kondisi ketika sel tubuh tidak lagi merespons insulin dengan baik.
Gula darah pun terus meningkat sehingga Anda lebih rentan terkena diabetes tipe 2.
2. Menurunnya fungsi otak
Aktivitas fisik mampu merangsang aliran darah yang penuh oksigen menuju otak serta memperbaiki sel dan jaringan otak yang mulai rusak.
Tanpa aktivitas fisik yang cukup, fungsi otak dapat menurun dan risiko pikun bisa meningkat.
3. Risiko stroke dan serangan jantung
Kurangnya gerak tubuh akan membantu meningkatkan penumpukan lemak pada arteri. Jika arteri yang membawa darah ke otak tersumbat, Anda dapat mengalami stroke.
Sementara bila penyumbatan terjadi pada arteri jantung, hal ini bisa memicu serangan jantung.
4. Risiko osteoporosis
Tubuh manusia telah dirancang sedemikian rupa untuk bergerak secara aktif agar bisa bertahan hidup.
Gaya hidup sedenter justru bisa membuat Anda kehilangan massa otot dan kepadatan tulang. Alhasil, risiko osteoporosis pun jadi meningkat.