2. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk:
- Memeriksa tanda-tanda vital seperti suhu tubuh, tekanan darah, dan denyut nadi
- Menekan lembut area perut untuk mendeteksi nyeri tekan dan kekakuan
- Melakukan tes seperti Rovsing’s sign, psoas sign, dan obturator sign untuk mengevaluasi kemungkinan apendisitis
3. Pemeriksaan Laboratorium
Beberapa tes darah dan urin mungkin dilakukan untuk:
- Mendeteksi tanda-tanda infeksi (peningkatan sel darah putih)
- Memeriksa fungsi ginjal dan hati
- Menyingkirkan kemungkinan infeksi saluran kemih atau kehamilan pada wanita
4. Pencitraan Medis
Untuk memvisualisasikan kondisi usus buntu dan area sekitarnya, dokter mungkin merekomendasikan:
- USG abdomen: Metode pencitraan non-invasif yang efektif untuk mendeteksi pembengkakan usus buntu
- CT Scan: Memberikan gambaran lebih detail tentang kondisi usus buntu dan kemungkinan komplikasi
- MRI: Alternatif untuk CT Scan, terutama untuk wanita hamil atau pasien yang tidak bisa menjalani CT Scan
Diagnosis yang akurat sangat penting untuk menentukan penanganan yang tepat. Terkadang, gejala usus buntu dapat mirip dengan kondisi lain seperti gastroenteritis, kista ovarium, atau penyakit radang panggul pada wanita. Oleh karena itu, serangkaian pemeriksaan ini diperlukan untuk memastikan diagnosis yang tepat.