Kaltenghits.com – Sejak setahun terakhir, aplikasi TikTok semakin populer. Aplikasi ini bahkan sukses menyaingi Instagram, Facebook dan Twitter, serta diklaim merajai penggunaan internet di dunia.
Mengutip dari Forbes, selama tahun 2020 saja, pengguna aplikasi buatan China ini mendapatkan 682 juta pengguna baru. Di mana setiap pengguna setidaknya menghabiskan waktu selama 50 menit dalam sehari untuk bermain TikTok.
Di Indonesia, saat ini pengguna Tiktok di Indonesia data per Juni 2021 saja sudah mencapai angka 92,2 juta pengguna. Melansir dari Internal Data Id Audience, jumlah tersebut meningkap hampir 3 kali lipat dibanding pada April 2020, yang hanya mencapai 37 juta pengguna.
Usia penggunanya paling banyak adalah 18-34 tahun dan 36 persen pengguna merupakan pekerja penuh waktu. Namun, ternyata pada usia 13 tahun sudah mulai banyak yang aktif menggunakan Tiktok.
TikTok sukses membius semua penggunanya yang berasal dari berbagai kalangan dan usia. Namun, anak belasan tahun alias remaja menjadi yang paling banyak merasakan kecanduan TikTok.
Padahal kecanduan TikTok pada remaja membawa dampak yang luar biasa dan sangat merugikan.
Berdasarkan penelitian dua peneliti psikologi China yang diterbitkan di International Journal of Environmental Research and Public Health, remaja yang kecanduan TikTok berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan mental berupa depresi dan kecemasan.
Penggunaan berlebihan aplikasi ini juga dapat mengurangi kapasitas memori kerja di otak. Salah satunya menyebabkan gangguan mengingat urutan angka.
Defisit memori ini salah satunya disebabkan oleh peningkatan depresi dan kecemasan.
Kesimpulan ini diambil setelah kedua peneliti tersebut membagikan kuesioner kepada 3.036 siswa sekolah menengah di China yang secara teratur menggunakan TikTok.
Kuesioner ini menilai sejauh mana kecanduan TikTok yang terjadi pada remaja serta kaitannya dengan depresi, kecemasan, dan stres.
Dalam penelitian itu, para remaja diminta untuk menyelesaikan tes rentang digit maju dan mundur untuk menilai memori kerja verbal.
Tes ini menilai kemampuan mereka mengingat urutan angka yang disajikan di layar dan mengulanginya kembali dalam urutan yang sama atau sebaliknya.