Di samping pembangunan di bidang sektor strategis, Pemprov Kalteng membangun dan merenovasi bangunan-bangunan monumental dan bersejarah diantaranya renovasi Bundaran Besar Palangka Raya serta Bundaran Mahir Mahar dan pengembangan Jembatan Kahayan dan sekitarnya dilengkapi dengan pembangunan Water Front City.
Bangunan-bangunan Landmark ikonik ini ditargetkan selesai dan diresmikan akhir tahun 2023. Alasan membangun bangunan ikonik di Kota Palangka Raya tersebut, agar Kalteng sebagai provinsi yang beririsan dengan Ibu Kota Negara Nusantara, betul-betul mampu menjadi penyangga IKN dari segala sektor.
Membangun ikon di Kota Palangka Raya sebagai Ibu Kota Provinsi kalimantan Tengah adalah penting, karena Palangka Raya gerbang dan wajah dari provinsi Kalimantan Tengah, untuk itu bangunan-bangunan yang menjadi Landmark di Ibu Kota Provinsi.
Bangunan-bangunan ikonik dan bersejarah yang ada saat ini belum mampu menjadi daya tarik dan daya pikat karena hanya sekadar bangunan tanpa disertai sentuhan-sentuhan artistik yang modern, sehingga hanya sebagai bangunan statis yang tidak memiliki dampak kepada sektor lain, seperti pariwisata dan ekonomi kreatif.
Bundaran besar berdasarkan sejarahnya merupakan satu kesatuan dari tugu peletakan batu pertama Kota Palangka Raya. Letak bundaran besar itu berada pada sumbu atau jantung ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu Palangka Raya.
Bundaran Besar memiliki luas tapak sekitar 1,75 Hektar, dengan kondisi tapak berada di tengah kota dan menjadi pusat pertemuan persimpangan dari enam jalan.
Gubernur, Wagub dan Sekda tampak di dampingi Kepala OPD di Kalteng. Pembangunan dan renovasi Bundaran Besar ini adalah inisiasi dari Gubernur. (red)