SAMPIT, KaltengHits.com – Presiden Joko Widodo melanjutkan kunjungan kerjanya ke Desa Bapeang, sekitar 24 menit jauhnya dari Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM), Sampit, Rabu (26/6/2024).
Di Desa Bapeang, Presiden yang didampingi oleh Gubernur Sugianto Sabran beserta sejumlah Menteri meninjau pompa air untuk pengairan sawah dan pertanian. Peninjauan dipandu secara langsung oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Pompanisasi merupakan program yang digagas Kementerian Pertanian, bertujuan menyediakan air ke lahan sehingga dapat mewujudkan Perluasan Areal Tanam (PAT).
Program ini terus intensif dilakukan Kementan yang ditujukan untuk mengairi lahan di luar irigasi reguler dengan menggunakan pompa untuk mengantisipasi kondisi kekeringan akibat el nino yang menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika masih akan terjadi di tahun 2024 ini.
Di Desa Bapeang, potensi luas sawah tadah hujan 7.620 ha dan jumlah pompa yang diberikan 30 unit.
Ditemui usai peninjuan, Presiden Joko Widodo menyampaikan saat ini seluruh negara dilanda gelombang panas yang membuat produktivitasnya turun. Kekeringan panjang, produksi berasnya turun banyak negara yang sebelumnya ekspor beras menjadi dipakai untuk dirinya sendiri.
“Nah kita juga sama perkiraan BMKG, bulan Juli, Agustus, September, Oktober itu akan ada gelombang panas, kekeringan. Oleh sebab itu disiapkan dulu yang namanya antisipasi melalui pompanisasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, di seluruh tanah air akan dibagikan kurang lebih 20.000-70.000 pompa secara bertahap.
Kendatipun hal kecil, menurut Jokowi, pompa sangat krusial untuk dapat mengalirkan air ke lahan yang lebih tinggi sari sumber airnya.
“Di sini baru 30 unit pompa untuk mengaliri 435 ha lahan, padahal total (lahan) 7.600 ha sehingga kebutuhan pompa akan terus diusahakan Kementan sehingga semua tercukupi,” kata Jokowi.
Pompanisasi lahan di Kalteng merupakan langkah Pemerintah Pusat menjadikan Kalteng sebagai penyokong ketahanan pangan untuk IKN.
“Kalau nanti indeksnya naik yang biasanya panen 1 kali menjadi 3 kali, artinya ada kelebihan produksi. Dari situlah nanti akan dibawa ke IKN. Tidak hanya Kotawaringin Timur saja tapi kabupaten-kabupaten lain yang kelebihan produksi akan ditarik ke IKN dengan pompanisasi ini,” pungkas Presiden. (red)