Sigit menuturkan, masyarakat yang berdomisili di ibu kota provinsi setempat juga sangat cerdas dan tidak mudah diadu domba oleh mereka yang memiliki kepentingan pribadi atau kelompok.
Jika ada terjadi hal-hal yang bernuansa suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), pemerintah kota beserta tokoh-tokoh adat dan agama setempat, akan bergerak cepat untuk mengantisipasi terkait hal tersebut agar tidak terjadi dan meluas.
“Maka dari itu masyarakat kita sudah sangat cerdas, apabila ada oknum yang ingin memecah belah kerukunan antar umat beragama masyarakat kita tidak mau terlibat langsung, melainkan lebih memilih mencarikan solusinya agar persoalan itu tidak gaduh,” ucapnya.
Orang nomor satu di lingkup DPRD Kota Palangka Raya tersebut mengimbau, agar seluruh masyarakat di daerah tersebut dapat menangkal masuknya paham radikal yang bisa merusak otak manusia apabila sudah terdoktrin oknum-oknum radikal itu.
Walaupun Kota Palangka Raya tidak menjadi sasaran para paham radikalisme menyebarkan ajarannya, namun seluruh masyarakat tetap harus mewaspadai terkait hal itu.
“Sebab mereka itu masuk ke masyarakat dari berbagai lini, salah satunya berkedok agama dan lain sebagainya dengan tujuan merusak kerukunan antar umat beragama di daerah itu,” ungkap Sigit.
Sigit yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (Adeksi) menambahkan, masyarakat Kota Palangka Raya harus terus memperkuat kerohaniannya sesuai ajaran agamanya masing-masing, agar tidak mudah terbawa dengan hal-hal negatif yang selama ini banyak bermunculan. (An/red)